microSD: Primadona yang Perlahan Ditinggalkan

microSD: Primadona yang Perlahan Ditinggalkan
credit: Denise Jans

Para pengguna perangkat digital pasti sudah tidak asing lagi dengan Kartu SD. Sebuah perangkat penyimpanan dengan bentuk yang compact sehingga mudah dibawa. Namun, apakah kalian sadar? Saat ini kebanyakan orang sudah mulai meninggalkan sobat kecil dan beralih ke mode penyimpanan lain. Yuk kita kenalan dengan Kartu SD dan alasan ia ditinggalkan.

  1. Sejarah Perkembangan Kartu SD

Penciptaan berawal pada 1984 katika Hitachi merilis chip memory dengan kapasitas sebesar 1 MB. Berbeda dengan zaman sekarang, saat itu penyimpanan dengan ukuran 1 megabit (MB) merupakan kemajuan yang sangat revolusioner karena konsep mobilitas data. Meskipun perpindahan termasuk dalam skala kecil, para pengguna bisa memindahkan dan mengakses data di manapun dengan perangkat portable.

Hadirnya memory chip tersebut ternyata memicu persaingan antar perusahaan teknologi global saat itu. IBM, Toshiba, Mitsubishi, dan Fujitsu segera mengikuti langkah Hitachi dengan merilis chip memory dengan kapasitas yang sama.

Persaingan itu berlanjut sampai pada 1999 Sandisk, Toshiba, dan Matsushita (Panasonic) mengembangkan kartu penyimpanan yang diberi nama Secure Digital (SD). Kartu SD diciptakan dengan keamanan lebih tinggi namun lebih kecil jika dibandingkan dengan CompactFlash card.

Selain itu, kartu SD juga diciptakan oleh ketiga perusahaan besar tersebut berusaha untuk menandingi Sony Memory Stick yang dirilis pada 1998 dengan ukuran 128 MB.

Sumber: Amazon

Sampel kartu SD saat itu berukuran 32 x 24 x 2.1 mm dengan kapasitas 8 MB dan 16 MB. Kepopuleran kartu SD segera melejit karena bentuknya kecil, handal, dan paling penting didukung oleh berbagai perangkat elektronik.

Pada tahun 2000 ketiga perusahaan itu mengumumkan SDCard Asscociation yang bertujuan memberikan standar kartu memori untuk memudahkan pasar konsumen. Pada saat itu bersamaan dengan diperkenalkan kartu SD ke publik dengan ukuran 32 dan 64 megabytes.

Berlanjut ke tahun 2003, SanDisk memperkenalkan varian baru dari kartu SD yang diberi nama Micro SD pada CeBIT 2003. Saat pertama kali diperkenalkan Micro SD memiliki ukuran sebesar 128 MB.

Evolusi keluarga SD ini terus berlanjut, pada tahun 2005 SanDisk memperkenalkan SDHC (Secure Digital High Capacity) dengan kapasitas mecapai 32 GB. SDXC (Secure Digital Extended Capacity) pada tahun 2009 dengan kapasitas mencapai 2 TB.

Sama seperti kakaknya, Micro SDHC diperkenalkan pada tahun 2008 dengan kapasitas 32 GB. Dilanjutkan Micro SDXC pada tahun 2010 dengan kapasitas mencapai 2 TB.

Sampai saat ini keluarga SD memiliki tiga ukuran; Standar atau umumnya disebut Kartu SD 32 x 24 x 2.1 mm, Mini SD 21.5mm x 20mm x 1.4mm, dan microSD 15mm x 11mm x 1mm.

  1. Kelas dan Kecepatan Kartu SD

Perkembangan Kartu SD masih berlanjut sampai saat ini dengan tambahan satu jenis lagi, SDUC (Secure Digital Ultra Capacity yang diperkenalkan pada tahun 2018.

Jenis

Kapasitas

SD Standarts

≤2Gb

SDHC

lebih dari 2 GB hingga 32 GB

SDXC

Lebih dari 32 GB hingga 2 TB

SDUC

Lebih dari 2 TB hingga 128 TB

 

Perbedaan jenis dan kelas biasanya terpampang pada bagian depan kartu SD. Nomor dengan simbol lingkar “C”, “U” atau “V” di sebelah atau sekitarnya mengindikasikan kelas kecepatan kartu memori tersebut. Produsen menggunakan simbol kelas kecepatan tersebut untuk mengindikasikan jenis kelas kecepatan dan tingkat pada kartu memori.

sumber: SD Association

Asosiasi SD telah menetapkan berbagai standar Kelas Kecepatan untuk menjawab permintaan, terutama perekaman kualitas video tingkat lanjut. Merekam video memerlukan kecepatan tulis minimum yang konstan untuk menghindari ‘frame drop’ selama perekaman untuk pemutaran yang lancar.

Dengan kehadiran SDUC kecepatan transfer kartu SD terbagi ke dalam empat kategori dengan dua protokol Bus berbeda, PCIe/NVMe dan SD.

Pada protokol Bus SD terdapat tiga kelas, Kecepatan (Speed Class), UHS Speed Class, dan Video Speed Class. Masing-masing kelas mencerminkan kecepatan baca dan tulis maksimum yang bisa dicapai oleh kartu SD.

sumber: SD Association

Speed Class terbagi menjadi empat yang masing-masing memiliki kecepatan 2MB/s hingga 10MB/s. Kelas UHS terbagi menjadi dua dengan masing-masing berkecepatan 10MB/s dan 30MB/s. terakhir ada Video Speed Class terdapat lima kecepatan, dengan variasi kecepatan mulai dari 6MB/s hingga 90MB/s.

Untuk protokol PCIe/NVMe hanya ada satu kelas, yaitu Express Class yang terbagi dalam empat kategori. Kategori pertama pada kelas ini  memiliki kecepatan terendah sequential write pada kategori ini adalah 150MB/s. Sedangkan kategori paling tinggi memiliki minimum sequential write 600Mb/s.

Penjelasan jenis, kelas kecepatan, dan tingkat di atas juga berlaku untuk Micro SD. Hal ini dikarenakan microSD dan Kartu SD hanya berbeda pada form factornya atau ukurannya saja.

  1. Alasan microSD mulai ditinggalkan saat ini.

microSD merupakan primadona bagi banyak orang untuk memperluas penyimpanan yang mereka miliki, baik pada ponsel maupun perangkat genggam lainnya. Namun, saat ini banyak produsen yang memutuskan untuk tidak memberikan slot untuk microSD pada smartphone kelas menengah ke atas mereka. Apa alasannya?

Alasan utama bagi produsen smartphone meninggalkan microSD adalah kemampuan dari penyimpanan internal itu sendiri. Smartphone kekinian memiliki penyimpanan paling rendah 128 GB dan tertinggi 1 TB. Kapasitas tersebut juga digabung dengan kemapuan sequential read and write penyimpanan internal yang lebih stabil.

Kebanyakan dari smartphone menengah ke atas saat ini sudah menggunakan UFS yang memiliki kecepatan lebih tinggi dibandingkan microSDXC kelas tertinggi. Selain itu, saat ini sudah ada fitur cloud storage yang dinilai lebih simpel dan lebih aman.

seorang penulis yang hobi bermain game dan olahraga. Hubungi: Agamf55@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai